Gambar Sampul Agama Kristen · b_Bab II Bertumbuh Menuju Kedewasaan yang Benar
Agama Kristen · b_Bab II Bertumbuh Menuju Kedewasaan yang Benar
Pdt Janse Belandina

22/08/2021 08:36:24

SMA 10 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

17

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Bab

Bertumbuh Menuju

Kedewasaan yang Benar

Bahan Alkitab: Efesus 4:11-15; Kolose 1:7-12

A. Pengantar

Rudyard Kipling (1865-1936), penulis Inggris terkenal, pernah menulis sebuah

puisi yang berjudul “If ” (“Jika”). Di bawah ini adalah terjemahannya oleh S. Belen

dalam bahasa Indonesia.

Gambar 2.1 Rudyard Kipling

Sumber: dokumen Kemdikbud

JIKA

Jika kau bisa bersabar ketika semua orang sekitarmu

Hilang sabar dan mempersalahkanmu;

Jika kau bisa percaya diri ketika semua orang meragukanmu,

Namun berilah juga celah bagi keraguan mereka;

Jika kau bisa menunggu dan tak lelah menanti,

Atau, dibohongi, janganlah berdamai dengan kebohongan,

Atau, dibenci, janganlah balas membenci,

Namun janganlah kelihatan terlalu baik, atau berbicara

terlalu bijaksana;

II

18

Kelas X SMA/SMK

Jika kau dapat bermimpi – dan tidak membiarkan mimpi menguasaimu;

Jika kau dapat berpikir – dan tidak menjadikan pikiranmu sebagai tujuan;

Jika kau dapat meraih kemenangan dan menderita musibah kekalahan

Dan memperlakukan sama kedua tipuan semu itu;

Jika kau rela mendengarkan kebenaran yang kau ucapkan

Yang tersandra oleh para penipu yang membuat perangkap bagi orang bodoh,

Atau menyaksikan hancur luluhnya segala yang kau pertaruhkan untuk hidupmu,

Dan membungkuklah dan bangunlah puing-puing itu dengan peralatan rusak yang tersisa;

Jika kau dapat mempertaruhkan semua kemenanganmu

Dan mengambil risiko untuk satu giliran ‘lempar-dan-tangkap’,

Dan ternyata kalah, dan harus mulai lagi dari awal

Dan janganlah pernah mengeluhkan kekalahanmu sepatah kata pun;

Jika kau bisa memaksa jantung dan saraf dan ototmu

Untuk melakukan giliran pukulan service-mu lama setelah semua kekalahanmu,

Dan ya bertahanlah bila tiada lagi apa pun dalam dirimu

Kecuali Kemauan yang berujar kepada mereka: “Tunggu.”

Jika kau dapat berbicara kepada rakyat jelata dan mempertahankan kebajikanmu,

Atau berjalan dengan raja-raja – tanpa kehilangan hubungan dengan rakyat biasa;

Jika tiada musuh atau teman tercinta dapat melukaimu;

Jika semua orang menghargaimu, tapi tak berlebihan;

Jika kau bisa mengisi menit yang menentukan

Dengan menempuh jarak lari enam puluh detik yang tak ternilai –

Bumi dan segala isinya akan menjadi milikmu,

Dan – yang lebih penting – kau akan menjadi Seseorang anakku!

Terjemahan S.Belen

19

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Coba perhatikan, pelajaran apa yang dapat kita peroleh dari puisi di atas

tentang pertumbuhan?

Pada ketiga bait pertama puisi di atas, kita menemukan pelajaran tentang

“kesabaran”, “rasa percaya diri”, “berani menghadapi keraguan orang”, “sabar

menunggu”, “tidak membalas kejahatan dengan kejahatan”, “cerdas dan

waspada” (tidak kelihatan terlalu baik atau bijaksana), “tidak tenggelam dalam

mimpi-mimpi”, “sanggup berpikir demi mencapai sesuatu”, “tidak mudah

terhanyut oleh kemenangan, atau hancur karena kekalahan.”

Coba tambahkan lagi pelajaran-pelajaran lain yang dapat kamu temukan

dalam bait-bait yang lainnya dari puisi tersebut.

........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

B.

Proses Menjadi Dewasa

Pada pelajaran yang lalu kamu sudah belajar tentang apa arti bertumbuh

menjadi dewasa. Dalam puisinya, Rudyard Kipling juga menggambarkan arti

pertumbuhan itu. Dari kata-kata Kipling di atas jelas sekali bahwa yang penting

dalam pertumbuhan itu bukan semata-mata pertumbuhan fisik, melainkan

kematangan bersikap dan berperilaku dalam menghadapi berbagai persoalan

hidup. Apakah kita mampu menghadapi hal-hal yang tidak kita harapkan

terjadi dalam hidup ini? Apakah kita mampu menghadapi orang-orang yang

seringkali berperilaku berlawanan dengan apa yang kita inginkan? Bagaimana

kalau kita dikecewakan dalam hidup ini? Apakah kita akan tenggelam di

dalam kekecewaan itu? Atau malah mencoba bangkit dan memulai lagi untuk

membangun dari sisa-sisa keruntuhannya?

Dalam bahasa Inggris ada dua kata yang bisa digunakan untuk “dewasa”,

yaitu “adult” dan “mature.” Kata “adult” lebih menunjuk kepada usia seseorang,

sementara kata “mature” menunjuk kepada kematangan pribadi dan jiwa

seseorang. Orang yang matang pribadi dan jiwanya mestinya tahu apa yang

baik dan yang buruk, apa yang benar dan salah. Ia menjadi orang yang mandiri,

20

Kelas X SMA/SMK

mampu mengambil keputusannya sendiri. Kalaupun ia meminta nasihat, ia

tidak akan begitu saja menjalankan segala sesuatu yang dikatakan oleh teman-

teman atau orang yang memberikan nasihat kepadanya. Ia akan berusaha

untuk berpikir masak-masak sebelum ia mengambil keputusan. Ia tidak akan

mudah dipengaruhi orang lain untuk berubah pendapat dan pikirannya. Ia

pun tidak mementingkan diri sendiri, melainkan menunjukkan kepeduliannya

terhadap kesejahteraan orang lain.

C.

Kedewasaan Penuh menurut Alkitab

Dalam Surat Efesus yang menjadi dasar bahan kita kali ini, Rasul Paulus

mengingatkan jemaat di kota itu bahwa Yesus Kristus telah menyediakan

pemimpin-pemimpin umat, seperti rasul, nabi, pemberita Injil, gembala,

pengajar, dll. untuk menolong umat Kristen agar diperlengkapi untuk melayani

Tuhan dan membangun tubuh Kristus, yaitu gereja, kumpulan umat Allah

sendiri. Mengapa Tuhan harus melakukan semua ini bagi gereja-Nya? Surat

Efesus menjelaskan bahwa tujuannya adalah

13

... mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak

Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan

kepenuhan Kristus,

14

sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-

ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia

dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

15

tetapi dengan teguh berpegang

kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah

Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

Dari ayat-ayat di atas, jelas bahwa orang Kristen seringkali menghadapi

masalah berupa ajaran-ajaran palsu manusia dan berupa-rupa upaya yang

menyesatkan. Banyak orang yang berusaha untuk mengalihkan perhatian dan

iman percaya orang Kristen dari Kristus. Dalam Surat 2 Petrus 2:1 dan Surat 1

Yohanes 4:1 kita menemukan peringatan-peringatan tentang guru-guru dan

nabi-nabi palsu yang berkeliaran dan menyebarkan ajaran-ajaran yang sesat.

Mereka berusaha untuk membuat orang Kristen menyangkal Yesus Kristus

yang telah menebus mereka. Dengan kata lain, mereka berusaha membujuk

supaya orang Kristen meninggalkan Yesus Kristus dan menjauhkan diri dari

kasih sayang Allah. Seorang Kristen yang dewasa tidak akan mudah digoyahkan

oleh ajaran-ajaran yang sesat. Mari kita lihat bagaimana ajaran-ajaran sesat itu

dikembangkan di sekitar kita.

21

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

D.

Berbagai Ajaran Palsu

1.

“The Family International”

“The Family International” lebih dikenal

dengan nama “Children of God” (Anak-

anak Allah - COG). Kelompok ini didirikan

pada tahun 1968 di Huntington Beach,

California, AS. Pendirinya bernama David

Brandt Berg, yang kemudian mengubah

namanya menjadi Moses David. Nama

Children of God kemudian diubah setelah

nama COG mendapatkan stigma negatif.

Kelompok ini mengajarkan bahwa akhir

zaman sudah dekat.

Anggota-anggota COG mendirikan

komun-komun (kelompok hidup bersama)

di berbagai kota. Mereka mencari “jiwa-

jiwa baru” dengan menyebarkan traktat

di jalan-jalan. Anggota-anggota baru

diajarkan untuk menghafalkan Alkitab

dan mengambil nama alkitabiah yang baru. “Mo Letters” adalah sarana David

untuk berkomunikasi dengan para anggotanya. Pada Januari 1972, Berg

memperkenalkan lewat surat-suratnya, bahwa ia adalah nabi Allah untuk masa

kini, sehingga otoritasnya harus ditaati semua anggota.

Pada akhir tahun 1972, mereka sudah menyebarkan sekitar 42 juta lembar

traktat, yang isinya kebanyakan tentang keselamatan Allah dan kehancuran

Amerika. Selain menyebarkan traktat di jalan-jalan, mereka juga meminta

sumbangan uang untuk kegiatan mereka.

Pada tahun 1974, Berg memperkenalkan metode untuk mencari anggota

baru dengan menggunakan seks sebagai daya tariknya. Mereka mendorong

para perempuan anggota COG untuk melakukan hubungan seks dengan

orang-orang yang dianggap bisa diharapkan menjadi anggota baru. Mula-

mula hal ini dilakukan oleh kelompok terdekat Berg, dan belakangan oleh

anggota-anggota lainnya. Menurut kelompok ini, “lebih dari 100.000 orang

menerima anugerah keselamatan Allah melalui Yesus, dan sebagian lagi

menerima kehidupan sebagai murid dan misionaris”, sebagai hasil dari metode

gila ini. Menurut data mereka, para anggota mereka berhubungan seks dengan

223.989 orang selama masa 1974-1978.

Sumber: http://earwaxtwmusic.

blogspot.com.

Gambar 2.2

Moses David, pendiri COG

22

Kelas X SMA/SMK

Metode ini juga menghasilkan banyak anak di luar nikah di kalangan kelom-

pok ini, termasuk anak laki-laki Karen Zerby, Davidito (yang juga dikenal sebagai

Ricky Rodriguez), yang pada 2005 bunuh diri setelah ia membunuh seorang

perempuan anggota kelompok ini yang diingatnya pernah melecehkannya

secara seksual ketika ia masih balita. Anak-anak yang dilahirkan dari hubungan

seks ini diperkirakan jumlahnya lebih dari 300 orang. Mereka disebut sebagai

“bayi-bayi Yesus.”

Kelompok Children of God ini pernah bertumbuh di Indonesia. Entah

bagaimana sekarang – apakah mereka masih bergerak di Indonesia atau tidak.

Namun sangat penting bagi kita untuk bersikap waspada terhadap kelompok-

kelompok seperti ini yang menyebarkan ajaran-ajaran palsu.

2. Ajaran

Hyper Grace

Ajaran

hyper grace

atau yang biasa dikenal dengan “kasih karunia”

dikembangkan dan dipopulerkan oleh Joseph Prince, Gembala Senior di New

Creation Church, Singapura. Dalam pemahaman hyper grace, manusia tidak

perlu mengakui dosanya dan memohon ampun pada Allah karena Yesus

Kristus sudah datang dan menebus dosa manusia. Menurut

Joseph Prince,”

Semua dosa manusia – di masa lalu, masa kini, dan masa depan sudah dibasuh

oleh darah Yesus yang kudus. Menusia sepenuhnya diampuni saat menerima

Yesus sebagai Juru selamat. Manusia tidak lagi dianggap bertanggung jawab

atas dosa-dosanya. Berdasarkan pemahaman ini, seolah-olah orang percaya

tidak perlu mengoreksi diri, menyadari dosanya, bahkan kalau ada suara hati

dan pikiran yang menunjukkan dosanya, itu dianggap suara dari iblis, karena

dosa orang percaya sudah diampuni. Joseph Prince mengajarkan,”Strategi iblis

adalah membuat orang beriman merasa tidak layak untuk memasuki hadirat

Tuhan”.

Ajaran ini bertentangan dengan isi Alkitab yang mengatakan bahwa semua

manusia berdosa. Oleh karena itu, jika kita ingin datang ke hadirat Allah kita

harus mengakui dosa kita supaya kita layak di hadapan Allah. Memang benar

kita telah ditebus oleh Yesus Kristus namun karya keselamatan Allah di dalam

Yesus Kristus terus berlangsung sampai Kristus datang kembali. Manusia

yang telah menerima Kristus wajib menjaga kekudusan hidup. Manusia dalam

kedagingannya selalu terjerumus ke dalam dosa. Oleh karena itu, penting bagi

manusia untuk mengakui dosa-dosanya serta memohon pengampunan Allah

dan tiap orang bertanggung jawab atas dosa-dosanya.

Ajaran hyper grace menunjukkan seolah-olah anugerah Allah itu “murahan”

tanpa disertai dengan tanggung jawab sebagai response atas anugerah-

23

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Nya. Bahkan terbuka kemungkinan bagi orang Kristen untuk hidup menurut

keinginan dirinya sendiri atau hidup semaunya tanpa berpedoman pada

Alkitab. Padahal Yesus Kristus sendiri mengatakan kepada murid-murid-

Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia

harus menyangkal dirinya,

memikul salibnya dan mengikut Aku (Matius 16:24). Kita harus menyangkal

diri untuk suatu tujuan, harus menyangkal diri bagi Kristus, bagi kehendak-

Nya dan kemuliaan-Nya, dan melayani kepentingan-Nya di dunia ini. Kita harus

menyangkal diri demi saudara-saudara kita dan demi kebaikan mereka. Dan

kita harus menyangkal diri demi kebaikan diri kita sendiri, menyangkal nafsu

tubuh jasmani demi kebaikan jiwa kita.

Arti salib di sini adalah seluruh penderitaan kita, baik yang kita derita

sebagai manusia maupun sebagai orang Kristen, meliputi segala kemalangan

karena ketentuan ilahi, penganiayaan oleh karena kebenaran, setiap masalah

yang menimpa kita, baik karena berbuat baik ataupun karena tidak melakukan

sesuatu yang jahat. Segala kesukaran yang kita derita sebagai orang Kristen

sangat cocok disebut

salib-salib

, karena mengingatkan kita akan kematian

di atas kayu salib, yang dialami Kristus karena ketaatan-Nya. Salib-Nya itu

seharusnya membuat kita bersedia menerima segala kesukaran kita dan tidak

usah takut kepadanya. Salib-Nya itu seharusnya membuat kita sadar bahwa

sama dengan Dia. Kita juga harus menanggung kesukaran, karena Dia juga

telah menanggung sengsara bagi kita.

Menjadi orang Kristen tidak dengan sendirinya membebaskan manusia dari

penderitaan dan bertindak sesuai dengan kehendak dirinya. Justru menjadi

Kristen artinya menyerahkan diri ke dalam pimpinan Allah dalam ketekunan

ibadah, berdoa dan membaca Alkitab serta melakukan segala perintah-Nya.

Dalam setiap upaya manusia untuk menjalankan perintah Allah itulah manusia

menghadapi banyak tantangan, pencobaan bahkan penderitaan. Hal itu

merupakan bagian dari perjuangan manusia untuk terus hidup sebagai anak-

anak Allah.

Nah, bagaimana dengan kamu sendiri? Pernahkah kamu mengalami

hal serupa ini – bertemu dengan guru-guru palsu dan nabi-nabi palsu,

yang berusaha menjauhkan kamu dari Yesus Kristus? Mereka menjanjikan

kebahagiaan hidup yang semu. Misalnya, kalau kamu mengikuti kata-kata

mereka, kamu akan masuk ke surga. Bila kamu menjalankan ajaran-ajarannya,

kamu dijamin masuk ke surga, seperti yang pernah dijanjikan Pdt. Mangapin

Sibuea yang meramalkan nubuat akan terjadi pada 10 November 2003 dan dia

beserta semua pengikutnya sajalah yang akan diangkat Tuhan naik ke surga

24

Kelas X SMA/SMK

(Tempo, “Setelah ‘Kiamat’ Sekte Sibuea Tak Terjadi”, 12 November 2003). Ada

lagi yang menjanjikan kamu akan menemukan kebahagiaan sejati. Atau kamu

akan memiliki kekuatan-kekuatan yang luar biasa.

Diskusikanlah sekarang dengan temanmu, bagaimana para guru palsu dan

nabi palsu ini menjalankan tipu muslihatnya terhadap orang Kristen, seperti

yang mungkin pernah kamu alami sendiri.

Guru-guru dan nabi-nabi palsu yang saya ketahui dan ajaran mereka:

....................................................................................

....................................................................................

.................................................................................

....................................................................................

....................................................................................

....................................................................................

E.

Iklan sebagai Ajaran Palsu

Di dunia sekarang ini, periklanan memainkan peranan penting dalam bisnis.

Iklan digunakan untuk mempromosikan barang-barang yang dijual. Tujuannya

adalah memperkenalkan produk-produk tersebut dan membuat orang tertarik

untuk membelinya. Namun pada kenyataannya ada kalanya iklan yang dibuat

itu tidak menggambarkan isi produk yang sesungguhnya, malah menyesatkan.

Apa yang dijanjikan oleh iklan-

iklan itu lebih tepat digambarkan

sebagai janji-janji palsu. Misalnya,

kaum perempuan dianjurkan untuk

membeli sejenis krim tertentu untuk

membuat kulit wajahnya menjadi

putih. Kadang-kadang krim-krim itu

malah mengandung bahan-bahan

berbahaya yang bisa menyebabkan

kanker kulit.

Sumber: http://cdn.klimg.com/vemale.com/

Gambar 2.3

Iklan pemutih wajah

25

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Sementara itu, media massa juga mempromosikan ide-ide bahwa kulit

yang berwarna putih itu lebih cantik daripada kulit yang berwarna lebih gelap.

Akibatnya, orang-orang yang kulitnya berwarna agak gelap mungkin akan

merasa rendah diri karena kurang cantik. Contoh ajaran palsu lainnya adalah

gagasan-gagasan yang ditanamkan kepada kita lewat iklan yang mengatakan

bahwa orang sukses adalah orang yang merokok jenis rokok tertentu, atau

mengendarai mobil tertentu. Benarkah demikian?

Belakangan ini ada banyak berita tentang pejabat yang ditangkap karena

korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Bila kita simak memang akan muncul

berbagai pertanyaan, bagaimana mungkin seorang pejabat pemerintah seperti

itu bisa memiliki uang begitu banyak sehingga hartanya berlimpah ruah? Kalau

kita bandingkan dengan gajinya, seharusnya tampak jelas bahwa mereka tidak

mungkin mengumpulkan begitu banyak harta kekayaan. Mengapa ini bisa

terjadi? Tampaknya banyak orang yang kini terbius oleh gambaran-gambaran

bahwa sukses seseorang hanya bisa diukur lewat apa yang ia punyai - entah

berupa rumah, tanah, kendaraan mewah, perhiasaan berharga, logam mulia,

dan lain-lain.

F.

Kekayaan dan Sukses dengan Jalan Pintas

Semakin banyak orang yang percaya akan ajaran palsu bahwa sukses dapat

dicapai dengan jalan pintas. Ketika kekayaan menjadi ukuran sukses seseorang,

semakin banyak pula kita melihat bagaimana orang-orang yang duduk di

jabatan yang “basah” – entah di pemerintahan ataupun di kantor-kantor swasta

– bisa dengan cepat menjadi kaya raya.

Hal ini tampaknya disebabkan oleh pergeseran nilai-nilai di masyarakat

kita yang sangat menonjolkan kekayaan materi dan kesenangan badaniah

(hedonisme) sebagai ukuran sukses di masa kini. Karena nilai-nilai itu yang

ditunjukkan sebagai kelaziman – antara lain lewat iklan-iklan di media massa,

dan bahkan juga oleh pemberitaan-pemberitaan tentang gaya hidup para

selebritis di negara kita – maka orang-orang pun berbondong-bondong meniru

gaya itu. Namun, dari mana mereka memperoleh uang untuk membiayai gaya

hidup itu? Untuk maksud tersebut tidak jarang kita menemukan orang-orang

yang bersedia mengambil jalan pintas, entah lewat korupsi, berjualan narkoba

yang harganya sangat mahal, menyelundupkan narkoba dan barang-barang

terlarang lainnya, atau bahkan menjual diri.

26

Kelas X SMA/SMK

Sebuah berita mengejutkan terjadi di salah satu kota di Pulau Jawa.

Dilaporkan bahwa seorang murid SMP terlibat dalam praktik pelacuran. Ia

menjual teman-temannya yang masih duduk di SMA untuk melayani laki-laki

hidung belang sebagai pelacur, hanya karena anak-anak itu ingin memiliki

HP “pintar” Blackberry (

Kompas

, “Ingin Punya BB, Siswi SMA di Surabaya Jual

Diri,” 9 Juli 2013). Bukankah ini tragis? Mengapa remaja-remaja itu tidak

berpikir jauh tentang masa depan mereka? Bukankah semua ini tanda-tanda

ketidakdewasaan?

Kita sudah melihat di atas uraian tentang berbagai ajaran palsu yang

dianjurkan oleh para guru dan nabi palsu modern di masa kini. Apa yang

kita lihat sejauh ini, ajaran-ajaran palsu itu bukan sekadar ajaran agama atau

keyakinan kita tentang Tuhan kita dan karya penyelamatan-Nya. Yang kita

lihat adalah ajaran-ajaran yang mungkin dalam pemahaman kita jauh dari

pengertian kita tentang agama.

Mungkin tidak pernah terbayangkan oleh kita bahwa agama Kristen akan

menyebut nilai-nilai yang berlaku luas di masyarakat kita itu sebagai “ajaran

palsu.” Namun kita tidak bisa menolak semua itu. Tuhan Yesus sendiri pernah

mengatakan:

"Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang

keluar dari mulut Allah”

(Matius 4:4). Maksud ayat ini bukanlah semata-mata

supaya kita rajin membaca Alkitab, melainkan terutama sekali supaya kita

bisa mengenali ajaran-ajaran yang merendahkan nilai-nilai kehidupan, yang

membuat hidup tidak lain daripada sekadar memenuhi kebutuhan biologis

semata-mata.

Bacaan dari Surat Efesus di atas sudah mengingatkan kita bahwa Tuhan

ingin agar kita bertumbuh menuju kedewasaan penuh dengan tingkat

pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan

lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran,

oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan...

(Efesus 4:13-14)

Hidup kita tidak boleh dijadikan dangkal dengan sekadar memenuhi

kebutuhan materi dan mencari kekayaan semata-mata, atau malah mengikuti

nilai-nilai yang dipromosikan oleh banyak orang di dunia ini. Bacaan dari Surat

Kolose mengingatkan,

... supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian

yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga

hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal,

dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh

dalam pengetahuan yang benar tentang Allah...

(Kolose 1:9-10)

27

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

G.

Kedewasaan Penuh dalam Hubungan dengan Orang Lain

Pada bait ketujuh puisi Kipling, ia mengatakan demikian:

Jika kau dapat berbicara kepada rakyat jelata dan mempertahankan

kebajikanmu,

Atau berjalan dengan raja-raja – tanpa kehilangan hubungan dengan

rakyat biasa;

Jika tiada musuh atau teman tercinta dapat melukaimu;

Jika semua orang menghargaimu, tapi tak berlebihan;

Kipling mengatakan, orang yang dewasa adalah orang yang bisa berbicara

kepada rakyat kecil, namun tetap mempertahankan kebajikannya. Kalaupun

ia bisa berjalan dengan raja-raja, hal itu tidak menjadikannya sombong dan

berkepala besar. Rasanya tidak banyak orang yang bisa bertindak seperti ini.

Di dunia kita bisa melihat hanya segelintir orang yang mampu bersikap seperti

ini dengan tulus. Dalam sebuah perjalanan kampanyenya, ketika merasa lapar,

Presiden Obama tidak segan-segan berhenti di sebuah restoran hamburger –

makanan siap saji yang dianggap sebagai makanan murah (“OMG! President

Obama eats at South Miami burger joint,”

Miami Herald

, 20 September 2012). Ia

tidak segan-segan makan di tempat murahan seperti itu. Orang yang dewasa dan

matang kepribadian dan pemikirannya, pasti tidak akan canggung melakukan

hal-hal yang di mata orang lain mungkin dianggap akan merendahkan derajat

dan kedudukannya. Ia akan mampu memperlakukan setiap orang dengan cara

yang sama. Ia tidak kikuk bergaul dengan orang-orang kecil – termasuk mereka

yang disingkirkan dan dilupakan masyarakat umum – atau pun berhadapan

dengan orang-orang yang berjabatan tinggi.

Di masa hidup-Nya di dunia, Yesus pun pernah melakukan hal seperti itu,

makan di tempat-tempat yang sederhana. Ia pernah diundang oleh Simon,

seorang Farisi yang kaya, untuk makan di rumahnya. (Lukas 7:36-50) Namun

di pihak lain, Ia pun tidak segan-segan duduk dan makan di antara para

pemungut cukai dan orang-orang berdosa. (Markus 2:13-16) Dengan kata lain,

Tuhan Yesus tidak membeda-bedakan orang. Bahkan sebaliknya, Ia berusaha

mendekatkan diri dengan orang-orang yang disingkirkan oleh masyarakat,

supaya mereka bisa diterima lagi oleh masyarakat, dan dapat hidup seperti

banyak orang lainnya.

28

Kelas X SMA/SMK

Inilah yang dikatakan oleh Rasul Paulus dalam Surat Kolose tersebut tentang

pertumbuhan pribadi seorang Kristen, “...tetapi dengan teguh berpegang

kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah

Dia, Kristus, yang adalah Kepala "(Kolose 4:15) Dengan berpegang kepada

kebenaran di dalam kasih, kita bertumbuh ke arah Kristus. Kalau Kristus sendiri

bersikap terbuka kepada siapapun, maka kita pun terpanggil untuk bersikap

terbuka kepada orang lain. Janganlah kita menjauhkan diri dari orang lain

hanya karena mereka berbeda latar belakang suku, agama, kelas sosial, warna

kulit, dan lain-lain.

Kedewasaan penuh yang kita lihat di dalam diri Yesus adalah kehidupan

yang berfokus pada kepentingan orang lain, demi kemuliaan Allah. Itulah

yang digambarkan oleh Rasul Paulus dalam Filipi 2:3-4, “Sebaliknya hendaklah

dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari

pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan

kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” Apakah ini

berarti orang Kristen tidak boleh memperhatikan kepentingannya sendiri?

Sudah tentu tidak. Paulus ingin

menekankan agar kita tidak

hanya

memperhatikan kepentingan diri

sendiri, tetapi juga memikirkan

kepentingan orang lain.

H.

Rencana Hidup Saya

Menurutmu, hal-hal apa saja yang bisa kamu lakukan untuk bertumbuh

menuju kedewasaan yang benar? Hal-hal apa yang dapat kamu lakukan

supaya hidupmu bermakna? Bidang studi apakah yang akan kamu pilih agar

bisa mengembangkan hidup yang bermakna dan tidak dangkal itu? Jika waktu

yang tersedia cukup, kamu dapat membacakan rencana hidupmu. Jika tidak,

kumpulkanlah untuk dibaca oleh gurumu.

Gambar 2.4

Seorang perempuan berdosa

menuangkan minyak harum di kaki Yesus

Sumber: http://thedrum.typepad.com

29

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

I. Rangkuman

Kedewasaan yang benar yang mestinya terjadi pada hidup kita masing-

masing adalah sikap hidup yang tidak mudah diombang-ambingkan oleh

pendapat orang-orang di sekitar kita. Kedewasaan yang benar itu mestinya

tampak dalam kemampuan kita ketika kita diperhadapkan dengan berbagai

ajaran, pemikiran, filosofi, bahkan juga iklan-iklan yang mengajarkan sukses,

keberhasilan, kekayaan, kemasyhuran yang mudah dengan jalan pintas.

Alkitab justru mengajarkan yang sebaliknya. Kedewasaan yang benar adalah

kedewasaan yang berprinsip, yang didasarkan pada firman Tuhan.

J. Penutup

„

Doa Penutup

Tuhan, pimpinlah hidupku agar aku dapat menjalaninya menuju

kedewasaan yang benar. Jangan biarkan aku berjalan sendiri, Tuhan,

melainkan ubahlah aku agar hidupku benar-benar bermakna,

tidak hanya berorientasi kepada diri sendiri, atau kelompokku saja,

melainkan bisa juga berguna untuk orang lain.

Dalam nama Tuhan Yesus, Juruselamatku. Amin.

Menjadi orang Kristen

tidak dengan sendirinya

membebaskan manusia dari

penderitaan dan bertindak

sesuai dengan kehendak

dirinya. Justru menjadi Kristen

artinya menyerahkan diri ke

dalam pimpinan Allah dalam

ketekunan ibadah, berdoa

dan membaca Alkitab serta

melakukan segala perintah-Nya.